@ Serpong - Tangerang, 8 Februari 2011
Setiap langkah demi langkah yang dijalani akan menentukan cerita manis dan indah serta sakitnya 'Chapter' perjalanan hidup. Jangan takut mengambil suatu keputusan akan suatu 'PILIHAN', apapun pilihan yang kita ambil, tidak ada yang 'SALAH' kawan, semua benar dan sah-sah saja, karena memang itulah yang kita pilih. Tinggal bagaimana kita menyikapi pilihan yang telah dengan GAGAH
Setiap langkah demi langkah yang dijalani akan menentukan cerita manis dan indah serta sakitnya 'Chapter' perjalanan hidup. Jangan takut mengambil suatu keputusan akan suatu 'PILIHAN', apapun pilihan yang kita ambil, tidak ada yang 'SALAH' kawan, semua benar dan sah-sah saja, karena memang itulah yang kita pilih. Tinggal bagaimana kita menyikapi pilihan yang telah dengan GAGAH
berani kita ambil dengan segala konsekuensinya.
Begitu juga dengan 'ulun' (red* saya), memilih dengan hati nurani (teringat kembali pertama kali mencoblos di TPS untuk pemilihan Kepala daerah yang Agung) yah walaupun agak ragu dan takut memilih siapa yang bakal menjadi pilihan paling pas dan klop dihati. Terbesit di awal kelulusan untuk bekerja membantu orang tua, bekerja menjadi buruh bangunan, pekerjaan yang sungguh berat dan melelahkan, SOBAT namun lebih mulia ketimbang para koruptor berdasi yang duduk dengan enaknya sembari berangin-angin ria dari
pendingin ruangan berhembus dengan sepoinya (Alangkah nikmatnya). Kemiskinan bukan halangan untuk kita berhenti untuk BELAJAR, belajar untuk mensejahterakan hidup kawan, sejahtera dengan cara halal dan diberkahi SANG PEMBERI KEHIDUPAN.
pendingin ruangan berhembus dengan sepoinya (Alangkah nikmatnya). Kemiskinan bukan halangan untuk kita berhenti untuk BELAJAR, belajar untuk mensejahterakan hidup kawan, sejahtera dengan cara halal dan diberkahi SANG PEMBERI KEHIDUPAN.
Tak perlu risau SOBAT, biarpun kita miskin, asalkan kita punya akhlak yang baik, biarlah hanya makan dengan nasi putih dan garam dapur saja. Biarlah hanya beralaskan tikar pandan saja sebagai kasur paling mewah buat kita orang pinggiran, biarlah hanya baju satu kering dibadan. Tak Mengapa SOBAT. Jadikanlah pelecut motivasi, orang tua banting tulang dengan tetes keringat, sebagai pemuda yang gentlemen katakanlah "INILAH SAYA, SEORANG ANAK TUKANG KAYU", bukan anak muda yang membanggakan keluarbiasaan leluhurnya. tidak bisa kita menjadi Besar hanya dengan menyebut Kebesaran orang lain sobat.
Hidup adalah pilihan sobat, tidak ada yang salah dengan pilihan, apapun pilihannya 'minumnya teh botol bla bla bla". Itulah mengapa 'ulun berani memilih untuk tetap melanjutkan studi' ke jenjang yang lebih, walaupun sadar modal untuk tetap belajar itu SUPER MAHAL, konsekuensinya jelas, makan seadanya...hihi.
Tapi jangan khawatir sobat, biaya bukan jadi kendala selama kita mau berusaha, banyak beasiswa yang bersedia memberi tunjangan, banyak kerja sampingan selagi kuliah kawan, itulah pilihan.
Dan, pilihan itulah yang dampaknya ulun rasakan sekarang, dulu hanya berangan-angan saja "Menggatuk Tiang Monumen Nasional (red* Memegang Tiang MONAS)
Dan pilihan itulah pula ulun bisa diperkenalkan dan bekerja sama dengan seorang "Bidadari penyemangat Jiwa". Di semester akhir, bidadari itulah yang menjadi pemicu semangat belajar untuk lulus dan menjadi orang yang lebih bermanfaat lagi , semoga bidadari itu menjadi bidadari ulun dunia akhirat. itulah konsekuensi pilihan sobat.
Dan pilihan sekali lagi tidak ada yang salah, pilihan selalu benar, tinggal bagaimana kita menyikapi pilihan itu dengan bijak dan arif.
ULUN memang seorang ANAK TUKANG KAYU, Ulun bukan Mahasiswa Kedokteran, tapi Ulun adalah MAHASISWA FISIKA FMIPA UNLAM.
Underpressure, No Problemo.
Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum jika kaum itu sendiri tidak mau mengubahnya.
Tribute to my ORTU, my kampung halaman di Kalimantan Selatan, my sahabat, dan especially my angel.
2 comments:
wew........pengalaman yg brkesan
by Achito
semoga..
amin...................
Post a Comment